Direktur UT Makassar Prof Rahman Rahim Bawakan Kajian Islam di Masjid Raya Bukit Baruga
Sebagai bagian dari Amaliah Ramadhan setiap ba’ dah subuh di Masjid Raya Bukit Baruga telah melakukan kajian Islam dengan diisi oleh pemateri berbagai latar belakang yang menguasai bidang agama.
Pada kajian ba’ dah subuh Senin 8 Maret 2024 dibawakan oleh Prof Dr H. Rahman Rahim SE, MM.
Prof Rahman adalah Direktur Universitas Terbuka Makassar yang sebelumnya adalah Rektor Unismuh Makassar dalam kajiannya telah mengambil tema ‘Peranan Pendidikan Dalam Perspektif Islam’.
Untuk menghidupkan suasana diskusi ini telah melibatkan ratusan jamaah Masjid Raya Bukit Baruga, Antang dan jamaah sekitar perumahan.
Dalam uraiannya Prof.Rahman menyampaikan bahwa risalah nabi diawal dilantiknya sebagai nabi adalah memberantas kebodohan kaumnya.
Dia mengutip ayat pertama turun dalam Al-Qur’an yakni surah Al-alaq. Ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW mengandung pesan penting tentang pentingnya ilmu pengetahuan.
Membaca, mempelajari ciptaan Allah SWT, dan menyebarkan ilmu pengetahuan adalah beberapa hal yang dianjurkan dalam Islam. Oleh karena itu, ayat ini menjadi landasan bagi umat Islam untuk terus belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu juga mengutip banyak hadits-hadits yg mendorong umat agar menuntut ilmu.
Dikatakan keutamaan orang yang memiliki ilmu sesuai janji Allah ada tiga point’, pertama derajat yang tinggi.
Al-Mujadilah ayat 11: “Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat lebih tinggi dibanding orang yang hanya beriman saja.
Kedua, pahala yang setara dengan jihad. Dalam hadits Riwayat Bukhari dan Muslim: “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.
Hadits ini menjelaskan bahwa orang yang menuntut ilmu sedang menempuh jalan jihad fi sabilillah (berjuang di jalan Allah).
Ketiga, menjadi Penerang dan Pemimpin. Dalam surah Al-Fatir ayat 28: “Apakah orang yang mengetahui (Al-Qur’an) sama dengan orang yang tidak mengetahui?”
Ayat ini menegaskan perbedaan antara orang yang berilmu dan yang tidak berilmu. Orang yang berilmu diharapkan dapat menjadi penerang bagi orang lain yang tidak mengetahui. Mereka juga diharapkan menjadi pemimpin yang baik karena memiliki ilmu dan pemahaman yang lebih baik tentang agama dan kehidupan.
Dalam kajian ini dapat disimpulkan bahwa menuntut dan memiliki ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Keutamaan orang yang berilmu janjikan oleh Allah SWT berupa derajat yang tinggi, pahala setara jihad, dan menjadi penerang serta pemimpin bagi orang lain.
Dalam kajian ini Prof Rahman juga mengurai sejarah peran Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yg kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Eropa dan Amerika.